Pelaku Startup. Foto : Ist.
KUALA LUMPUR, KABAR MUSLIM – Di bawah cahaya hangat yang menembus kaca tinggi Khazanah Auditorium, ratusan wajah muda tampak bersemangat.
Suara tepuk tangan berulang kali menggema ketika satu per satu founder naik ke panggung, memperkenalkan inovasi mereka yang lahir dari niat baik dan semangat perubahan.
Inilah Demo Day terbesar dalam sejarah HASAN.VC — tonggak penting dalam upaya membangun masa depan kewirausahaan berbasis nilai, etika, dan kehalalan.
Selama satu hari penuh, 50 startup dari 11 negara — dari Indonesia hingga Inggris, dari Mesir hingga Amerika Serikat — berkumpul dalam satu ruang yang memancarkan energi yang sama: menghadirkan solusi nyata yang membawa keberkahan dan dampak sosial positif.
Mimpi Baru Ekonomi Halal
Di dunia yang semakin terhubung dan kompetitif, istilah halal kini bukan lagi sekadar label konsumsi. Ia telah berevolusi menjadi gerakan global, sebuah filosofi bisnis yang menyeimbangkan keuntungan dan keberlanjutan, inovasi dan integritas.
“Kita sedang menyaksikan lahirnya generasi founder baru yang membangun dengan tujuan, menyelesaikan masalah nyata dengan integritas dan inovasi,” ujar Mohd Akhtaar, General Partner dan Head of Accelerator HASAN.VC (21/10/2025).
Nada suaranya tenang, namun penuh keyakinan. “Founder kami sedang mendefinisikan ulang arti membangun dengan dampak, dan kami bangga bisa mendampingi mereka,” lanjutnya.
HASAN.VC bukan sekadar lembaga pendanaan. Ia adalah ekosistem etis, tempat para founder berkolaborasi lintas negara dan budaya, namun terikat oleh satu nilai universal: kebermanfaatan.
Dari 120 Startup Menuju Komunitas Global
Sejak berdirinya program akselerator intensif mereka, HASAN.VC telah mendukung lebih dari 120 startup, dengan lebih dari 20 di antaranya berhasil mendapatkan pendanaan langsung.
Kini, komunitas para founder yang dibina HASAN.VC hampir mencapai 200 orang, membentuk jaringan global yang saling menguatkan — dari fintech syariah hingga teknologi pangan halal, dari edutech hingga sustainable fashion.
“Pertumbuhan sektor teknologi halal dan etis ini baru permulaan,” tutur Umar Munshi, Managing Partner HASAN.VC.
“Dengan dibukanya Fund Round 3, kami ingin memperluas kolaborasi dan dampak. Fokus kami tetap sama — mencari startup halal dan etis yang scalable, mempercepat pertumbuhan mereka, dan memberikan nilai bagi investor yang percaya pada kewirausahaan berbasis nilai.”
Ketika Profit Bertemu Tujuan
Sepanjang hari, percakapan di ruang-ruang istirahat dan sela panel bukan hanya soal valuation dan return on investment. Para investor dan founder berbicara tentang tujuan hidup, nilai moral, dan tanggung jawab sosial.
HASAN.VC seolah menghadirkan oase di tengah dunia investasi yang kerap dingin dan kaku. Di sini, profit dan purpose berjalan beriringan.
Acara ini juga menandai peluncuran resmi HASAN.VC Fund Round 3, membuka pintu bagi investor yang ingin menyalurkan modalnya ke startup yang bukan hanya mencari keuntungan, tetapi juga membawa perubahan.
Dari Asia Tenggara ke Dunia Islam dan Barat
HASAN.VC lahir dari Asia Tenggara, namun kini telah menjelma menjadi gerakan lintas benua. Dengan jaringan investor aktif dari berbagai negara, mereka berambisi mendemokratisasi investasi ventura — agar dana tidak hanya berputar di tangan korporasi besar, tetapi juga menjangkau para pengusaha muda dengan visi kemanusiaan.
HASAN.VC menamakan startup binaannya sebagai “Camel Startups” — tangguh, sabar, dan mampu bertahan di kondisi sulit. Analogi yang indah untuk menggambarkan semangat wirausaha Islam yang tidak menyerah di tengah badai perubahan.
Menanam Nilai, Menuai Dampak
Ketika malam turun di Kuala Lumpur, cahaya lampu dari panggung masih menyorot wajah-wajah penuh harapan.
Para founder saling berpelukan, para investor menandatangani nota kesepahaman, dan suara musik lembut mengalun menutup acara.
HASAN.VC telah menegaskan satu hal: bahwa bisnis halal dan etis bukanlah ceruk sempit, melainkan gerakan masa depan — tempat iman, ilmu, dan inovasi bertemu untuk membangun dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.
“Kita tidak sekadar berinvestasi dalam produk,” kata seorang peserta dengan mata berbinar, “kita sedang berinvestasi dalam nilai.”tandasnya (Wan)

