Ilustrasi senyum kepada sesama muslim ketika berjumpa. Dok : Kabar Muslim.
Siapa bilang untuk meraih pahala kita harus selalu melakukan amalan yang berat? Dalam banyak ayat dan hadis sahih, Islam justru mengajarkan “jalan-jalan kecil” yang bernilai besar—amalan ringan yang bisa kita lakukan kapan saja, di mana saja.
Empat di antaranya: senyum, mengucapkan salam terlebih dahulu, dzikir singkat, dan menyingkirkan halangan dari jalan. Inilah ulasannya—lengkap dengan rujukan Al-Qur’an dan Sunnah.
1) Senyum: Sedekah yang tak mengurangi dompet
Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa senyum kepada saudara adalah bagian dari sedekah. Dalam Jami‘ at-Tirmidzi, beliau bersabda (maknanya): “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” Hadis ini datang dalam rangkaian anjuran kebaikan sehari-hari, termasuk membantu orang tersesat dan menyingkirkan gangguan di jalan.
Senyum yang tulus membuka pintu persaudaraan, meredakan tegang, dan menyebarkan optimisme. Ia mungkin tampak kecil, tapi di hadapan Allah, kebaikan hati yang ditampakkan di wajah adalah ibadah—dan karenanya berpahala.
Tips mempraktikkan: jadikan senyum sebagai “salam visual” saat bertemu tetangga, rekan kerja, atau petugas layanan publik. Niatkan karena Allah agar bernilai sedekah.
2) Mendahului Salam: Menebar damai, menautkan hati
Al-Qur’an menegaskan adab salam: “Apabila kamu diberi salam, balaslah dengan yang lebih baik atau yang serupa.” (QS An-Nisā’ 4:86). Artinya, mengapresiasi salam—bahkan membalasnya lebih baik—adalah perintah yang termaktub dalam Kitabullah.
Nabi ﷺ juga mengaitkan menebar salam dengan lahirnya cinta di antara kaum beriman: “Kalian tidak akan masuk surga hingga beriman, dan tidak beriman hingga saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim).
Tips mempraktikkan: biasakan mengawali pertemuan—tatap muka maupun grup chat—dengan “Assalāmu ‘alaikum”; saat membalas, sempurnakan dengan “wa rahmatullāhi wa barakātuh.” Ini sederhana, namun ia membangun budaya welas asih di rumah, kantor, dan komunitas.
3) Dzikir singkat: “Subhānallāh, Alhamdulillāh, Allāhu Akbar”
Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk banyak mengingat (dzikir) kepada-Nya (QS Al-Ahzāb 33:41). Dzikir tak selalu panjang—tasbih, tahmid, dan takbir yang pendek pun sangat dianjurkan.
Dalam riwayat sahih, Rasulullah ﷺ mengajarkan wirid setelah shalat: membaca Subhānallāh 33 kali, Alhamdulillāh 33 kali, Allāhu Akbar 33 kali, dan menyempurnakannya menjadi 100 dengan Lā ilāha illallāh… (maknanya). Ini adalah amalan ringan, ritmis, dan mudah dihafal—namun pahalanya agung.
Tips mempraktikkan: simpan penghitung digital di ponsel/jari, atau buat “jangkar kebiasaan”: setiap selesai shalat, duduk sebentar untuk menyelesaikan 33-33-33 + tahlil. Saat menunggu antrean atau di lampu merah (dalam keadaan aman), lisankan dzikir pendek tersebut.
4) Menyingkirkan gangguan dari jalan: Iman yang membumi
Keimanan bukan hanya urusan hati; ia tampak dalam aksi sosial yang melindungi orang lain. Nabi ﷺ bersabda bahwa menghilangkan sesuatu yang membahayakan dari jalan adalah salah satu cabang iman—yang terendah sekalipun tetap mulia. (HR. Muslim).
Dalam redaksi hadis lain (At-Tirmidzi), perbuatan ini disebut sebagai sedekah—satu rangkaian dengan senyum dan menunjukkan arah bagi orang yang tersesat. Hal-hal sepele seperti menyingkirkan paku, pecahan kaca, atau dahan yang menghalangi pejalan ternyata bernilai ibadah.
Tips mempraktikkan: ketika melihat bahaya kecil di trotoar atau halaman masjid, bergeraklah sigap—selama aman—untuk menyingkirkannya. Ajarkan anak-anak untuk peduli lingkungan melalui contoh ini.
Mengapa amalan-amalan ini “besar” di sisi Allah?
-
Menghidupkan akhlak: Islam menimbang kualitas batin—ketulusan, empati, dan ihsan—yang terlihat lewat tindakan kecil namun konsisten.
-
Membuat kebaikan menular: salam, senyum, dan perilaku peduli menciptakan trust sosial; masyarakat menjadi lebih hangat dan aman.
-
Mudah diistiqamahkan: karena ringan, ia lebih mudah dirawat setiap hari. Amalan sedikit tapi kontinu dicintai Allah. (Ini sejalan dengan spirit hadis tentang amal yang paling dicintai Allah adalah yang paling kontinu, meski sedikit.)
Mulai Hari Ini: Checklist Amalan Ringan
-
Senyum tulus saat berjumpa siapa pun—niatkan sebagai sedekah.
-
Dahului orang dengan salām, dan balaslah lebih baik.
-
Jadwalkan dzikir 33–33–33 + tahlil setelah shalat fardu.
-
Jika melihat paku/kaca/duri di jalan, singkirkan (dengan aman).
Penutup
Amalan-amalan ini ringan di lisan dan perbuatan, namun berat di timbangan karena memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan sesama.
Mulailah dari hal yang paling dekat: senyum, salam, dzikir, dan kepedulian sederhana di jalan. Jika dilakukan konsisten, empat kebiasaan ini bisa menjadi “bahan bakar rohani” yang mengubah cara kita menatap dunia—seraya menambah timbangan kebaikan di akhirat.
Rujukan utama:
-
QS An-Nisā’ 4:86 (adab salam).
-
QS Al-Ahzāb 33:41 (perintah memperbanyak dzikir).
-
Jami‘ at-Tirmidzi no. 1956 & 1970 (senyum dan kebaikan-kebaikan sederhana).
-
Sahih Muslim no. 35b (cabang-cabang iman: menyingkirkan gangguan di jalan).
-
Riyadh as-Salihin, Kitab al-Adab & Kitab al-Dzikr (menyebar salam; wirid 33–33–33).

